Tak ingin tampil standar, Kawasaki Z1000 ini langsung berubah penampilan sarat aksesoris. Saat Kawasaki Ninja Z1000 jatuh ke tangan Eddy, moge bergenre sport touring tahun 2011 iniseketika berubah penampilan. “Z1000 punya style tersendiri,” alasan Eddy yang memang ingin moge naked sejak lama.
Menurutnya, ada perbedaan besar dalam hal riding style antara Z1 Kini dengan moge sport lain yang berkarakter balap. “Karena posisi duduk tegak, saat manuver harus dibantu tangan dengan posisi menekan layaknya membawa motor supermoto,” ungkapnya.
Secara desain, bentuknya menyiratkan sosok motor yang padat. Meski tanpa fairing, motor tetap terlihat kekar karena dimensi wheel base yang pendek namun tangki bahan bakar dibuat besar hingga ke bagian depan.
Melongok bagian depan yang sudah mengadopsi kedok atau rumah lampu futuristis, diperkaya lagi dengan front fork cover. Membuatnya makin atletis. “Pada bagian ini tak ada yang dipermak karena sudah bagus,” jelas Eddy.
Hanya saja, pada bagian kemudi terjadi banyak pembenahan. Grip gas dan handle kiri memakai produk Rizoma alloy ‘Racing series’. Masih seputar handle bar, Eddy yang memang doyan touring jarak jauh merasakan getaran yang mengganggu.
Steering damper keluaran Hyperpro menjadi andalan untuk melibas jalanan saat manuver ekstrem. Buatnya, alat peredam setang kemudi yang bersanding dengan bracket billet alloy buatan DMF ini sangat membantu.
Bukannya apa-apa, ini lantaran Eddy cukup kewalahan menghandle buritan motor yang kerap bergeser saat menikung dalam kecepatan tinggi. “Mungkin karena posisi monosok yang tidak center atau saya yang belum biasa memabawanya,” terang Eddy.
Pastinya terasa ban ukuran 190/50-17 sering skid saat menikung. At least, bila setang sudah lebih ‘adem’ di tangan, ban belakang sudah tak terlalu dipikirkan. “Belum menemukan setting suspensi yang ideal,” ujarnya.
Beralih ke sektor mesin. Raungan dapur pacu 1.000 cc terasa menyentak di dada ketika grip gas diposisikan full throttle. Mesin memang masih 100% standar pabrik. Tetapi Eddy sudah kadung fanatik dengan Akrapovic. Exhaust system full set yang diboyong dari negara tetangga dipasang menggantikan system bawaan pabrik.
Pipa stainless steel berukuran lebih besar yang keluar dari 4 lubang exhaust menyatu di kolong untuk bertemu catalytic converter. Kemudian memecah kembali ke kiri dan kanan motor yang berujung ke sepasang muffler carbon fibre berlogo ‘kalajengking’.
Barangkali dari sana berasal suara menggelegar saat full throttle. Apalagi setelah engine management juga dipermak dengan pemakaian Power Commander V (PC V) yang disetting memakai curve bahan bakar lebih boros.
Makin keren setelah mesin ikut dandan dengan side cover guard buatan R&G Racing. Bahan polycarbonat yang tinggal dicangkok ke bak kopling dan bak magnet. Masih belum puas menjaga investasi bernilai Rp 300 jutaan, Eddy masih menambah engine guard Rizoma dan Valtermoto Components disisi kiri dan kanan motor.
Mempermanis tampilan bodi dan sasis dengan pernik decal Monster dan Akrapovic. Tak hanya itu, bodi tambahan seperti cover jok belakang untuk aksen single seater ikut terpasang. “Ini parts aksesori opsional dari Kawasaki,” terang Eddy.
Sisanya tinggal mempermanis bodi lewat aksesori pendukung seperti kaca spion Rizoma, cover baut anodized untuk menutup as lengan ayun, bug cover head lamp Ventura dan ambient spidometer cover.
DATA SPESIFIKASI:
Mesin: 4-inline, 4-Tak, DOHC, 4 Katup per silinder
Kapasitas: 1.043 cc
Bore x Stroke: 77.0 mm x 56.0 mm
Rasio Kompresi: 11,8:1
Sistem Bahan Bakar: DFI® dengan 4 throttle bodi Keihin 38 mm
Piggyback: Power Commander V
Pengapian: TCBI Digital Advance
Transmisi: 6 Percepatan
Tipe Rangka: Aluminum Backbone
Rake/Trail: 24,5 derajat / 10,4 cm
Suspensi Depan: 41 mm inverted cartridge fork
Suspensi Belakang: Horizontal monoshock
Ban Depan: 120/70ZR17